Bibliografi Historiografi Kolonial Modern: Tokoh-Tokoh Dan Karya-Karyanya
BIBLIOGRAFI
HISTORIOGRAFI KOLONIAL MODERN:
TOKOH-TOKOH
DAN KARYA-KARYANYA
Oleh
Muhamad Sidik, S.Hum.
A.
PENDAHULUAN
Secara
etimologis, istilah historiografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata, yaitu historia yang berarti
penyelidikan tentang gejala alam fisik, dan grafein
yang berarti gambaran, tulisan, atau uraian. Dalam perkembangan selanjutnya,
historiografi menurut istilah diartikan sebagai pengkajian tentang karya-karya
sejarah yang pernah ditulis. Dalam pengertian ini sering dikatakan sebagai
sejarah dari sejarah atau sejarah dari penulisan sejarah, artinya pengkajian
perkembangan penulisan sejarah.[1]
Dalam pengkajian
perkembangan penulisan sejarah yang dipelajari dapat di-trikotomi-kan menjadi 3 macam, yaitu historiografi Barat,
historiografi Islam, dan historiografi Indonesia. Pertama, historiografi Barat mempelajari perkembangan penulisan
sejarah di dunia Barat mulai dari zaman Herodotus, Jean Mabillon, Leopold Von
Ranke hingga Lucien Febvre dan Marc Bloch.[2] Kedua, historiografi Islam membahas
perkembangan penulisan sejarah di dunia Islam mulai dari zaman ath-Thabari
hingga berpuncak pada Ibnu Khaldun. Ketiga,
historiografi Indonesia membahas tentang perkembangan penulisan sejarah di
Nusantra mulai dari zaman klasik (tradisional), kolonial, dan nasional.[3]
Khusus dalam
mempelajari historiografi Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu
historiografi tradisional berupa babad, hikayat, tambo, dan sebagainya;
historiografi kolonial yang ditulis oleh orang-orang Belanda (penjajah); dan
historiografi nasional yang mengusung historiografi bercorak Indonesiasentris.[4]
Sebagai bagian
dari historiografi Indonesia, historiografi kolonial memiliki daya tarik
tersendiri untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bagaimana orang-orang Belanda
menulis tentang sejarah di tanah jajahan (dalam hal ini Indonesia) yang tak
lepas dari kepentingan orang-orang Belanda sendiri sehingga historiografi yang
dihasilkan bermazhab Nederlandosentris
atau Europasentris. Historografi
kolonial pun dapat dibagi ke dalam dua fase, yaitu historiografi kolonial
klasik (sejak kedatangan Belanda hingga berkuasanya Inggris) dan historografi
kolonial modern (sejak paruh kedua abad ke-19 hingga abad ke-20). Adapun yang
menjadi fokus dalam tulisan makalah ini adalah tokoh-tokoh berikut
karya-karyanya yang tergolong ke dalam historiografi kolonial modern.
B.
PEMBAHASAN
1.
Gambaran
Umum Historiografi Kolonial Modern
Pada masa
penjajahan Belanda atau masa kolonial menghasilkan banyak-tulisan-tulisan yang
berbeda dengan tulisan-tulisan pada masa sebelumnya. Historiografi kolonial
adalah produk penulisan sejarah Indonesia selama di bawah pemerintahan kolonial
Belanda dan merupakan antitesis historiografi tradisional yang telah berkembang
sebelumnya. Historiografi kolonial membahas masalah penjajahan Belanda atas
Indonesia. Penulisan tersebut dilakukan oleh orang-orang Belanda dan banyak di
antara penulis-penulisnya yang tidak pernah melihat Indonesia. Sumber-sumber
yang dipergunakan adalah arsip negara di negeri Belanda dan di Jakarta, namun
pada umumnya tidak menggunakan atau mengabaikan sumber-sumber Indonesia.[5]
Penulisan
sejarah Indonesia yang tergolong historiografi kolonial ditulis untuk
kepentingan dan dengan cara pandang kolonial Belanda atau yang dikenal dengan
tulisan yang bersifat Eropasenris
atau Nederlandosentris. Seperti yang
diungkapkan Sartono Kartodirdjo, “Telah
banyak kupasan-kupasan tentang pandangan historiografis sejarah yang
tradisional dan kesemuanya menekankan ciri yang menonjol, ialah Neerlandosentris khususnya dan Europasentris
pada umumnya.”[6]
Jika yang
disebut dengan historiografi kolonial klasik adalah penulisan sejarah yang
dilakukan oleh orang Belanda sejak kedatangannya ke Nusantara hingga
berakhirnya kekuasaan Inggris di Nusantara, maka yang dimaksud dengan
historiografi kolonial modern di sini adalah penulisan sejarah yang dilakukan
sejak paruh kedua abad ke-19 hingga abad ke-20. Historiografi kolonial sering
disebut dengan Europasentris yang
berasal dari karya-karya yang dihasilkan oleh orang-orang Belanda. Adapun untuk
mengetahui beberapa ciri yang menjadi karakteristik dari historiografi kolonial
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Penulisan
sejarahnya biasanya berisi tentang kisah perjalanan atau petualangan untuk
menemukan daerah-daerah baru untuk dijadikan koloninya (dijajah).
b. Tulisan
mereka lebih merupakan sarana propaganda untuk kepentingan mereka (Belanda) dan
sekaligus untuk mengendurkan semangat perlawanan bangsa Indonesia.
c. Bersifat
Belandasentris, kepentingan kolonial sangat mewarnai interpretasi mereka
terhadap suatu peristiwa sejarah yang terjadi. Tujuan Historiografi Kolonial
adalah semata-mata untuk memperkokoh kekuasaan mereka di Indonesia ataupun di
tempat jajahan mereka.[7]
2.
Bibliografi
Historiografi Kolonial Modern
Salah satu
perkembangan penting dalam penulisan sejarah di Indonesia yang mengarah pada
bentuk historiografi yang modern adalah penulisan sejarah yang ditulis oleh
orang Belanda. Sebuah tim yang terdiri dari para ahli sejarah dan diketahui Dr.
F.W. Stapel. Judul buku sejarah yang di tulis tersebut, yaitu Geschiedenis Van Nederlandsch Indie
(Sejarah Hindia Belanda).
Buku yang ditulis
oleh Stapel tersebut lebih banyak menceritakan peran penjajah Belanda di
Indonesia. Penjajah Belanda merupakan subjek atau pemeran utama dalam cerita
sejarah. Sedangkan bangsa Indonesia hanyalah merupakan objek dari cerita
sejarah. Bangsa Belanda merupakan pemilik daerah jajahan, orang yang harus dipertuan,
sedangkan bangsa Indonesia adalah merupakan abdi
bagi bangsa Belanda. Tindakan-tindakan bangsa Indonesia yang bertentangan
dengan penjajah Belanda dianggap sebagai pemberontak.[8]
Pertumbuhan
historiografi kolonial modern dengan bertambahnya sumber-sumber maju,
menyebabkan kesukaran dalam penguasaan seluruh bahan tanpa membuat kesalahan
sehingga para sejarawan cenderung membatasi diri dengan menulis sejarah lebih
terbatas.[9]
Penulisan Historiografi kolonial lainnya yang dipelopori oleh penulis-penulis
Belanda diantaranya sebagai berikut :
a. F.
Valentijn melaui karyanya yang berjudul Oud
en Nieuw oost Indien.
b. Veth
melalui karyanya yang berjudul Java,
Geografisch, Etnologisch, Historisch.
c. Eykman
dan Stapel melalui karyanya yang berjudul Beknopt
Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch-Indie.
d. Van
Dam melalui karyanya yang berjudul Beschrijvinge
der O.I Compagnie.
e. Schrieke
melalui karyanya yang berjudul Prolegomena tot ene Sociologische Studie
ocer de Volken van Sumatra.
f. Wertheim
melalui karyanya yang berjudul Indonesia
Society in Transition.
g. F.
De Han (1863-1938) menulis Priangan, De
Preanger Regenstchappen Onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811 (sebanyak 4
jilid) yang diterbitkan tahun 1910-1912, dan Oud Batavia.
h. Fruin
Mees menulis Geschiedenis van Java (1920).
i. N.
J. Krom menulis Hindu-Javaanshe
Geschiedenis.[10]
Historiografi
kolonial yang menekankan pada sejarah Indonesia dalam lingkungan yang lebih
luas ditulis oleh J. C. Van Leur dalam disertasi yang berjudul Enige Beschou wingen Over de Oude Aziatische
Handel (1933) yang merupakan tinjauan sejarah Indonesia dalam hubungannya
dengan Asia Timur dan Asia Selatan dilihat dari kacamata sosiologis-ekonomis,
dan isinya tetap saja berisi tentang beridirnya VOC, tokoh-tokoh pelpornya,
peperangannya, intervensinya di mana-mana serta perkembangannya di luar
Indonesia.
Sejarawan
kolonial yang menitikberatkan pada sumber-sumber pribumi kemudian adalah C.
Poensen yang menulis tentang Hamnengkubuwono I, II. Van der Kemp, menulis
tentang Perang Diponegoro dan H. J. De Graaf yang menulis Geschiedenis van Indonesie (1949). Meskipun sumber-sumber pribumi
dipergunakan, akan tetapi visi yang dipakai masih tetap visi neerlandosentris.[11]
3.
Tokoh
dan Karya Historiografi Kolonial Modern
Untuk mengenal
lebih jauh tokoh-tokoh historiografi kolonial modern yang sangat erat kaitannya
dengan sejarah Indonesia yang telah banyak menulis tentang penelitiannya di
Indonesia dan bahkan pernah tinggal di Indonesia, berikut ini akan dipaparkan
biografi singkat dan beberapa karya-karya yang pernah ditulisnya, yaitu sebagai
berikut:
a. Snouck
Hurgronje
1) Biografi
Nama lengkapnya
Christian Snouck Hurgronje, dilahirkan pada 8 Februari 1857 di Oosterhout,
Belanda. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya.
Kemudian ia belajar di Fakultas Teologi Universitas Leiden tahun 1874 yang
diselesaikannya pendidikan tersebut dengan disertasinya yang berjudul Het Makkansche Feest (Perayaan Makkah).
Pada tahun 1884, Snouck pergi ke Makkah untuk mempelajari kehidupan Islam di
sana terutama mempelajari pola pikir dan perilaku kaum ulama. Ia juga menyatakan
masuk Islam dan memakai nama Abdul Ghaffar. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia
belanda mendatangkannya menjadi penasihat urusan Pribumi di Hindia Belanda. Ia
menjadi sosok kontroversial yang erat kaitannya dengan kehidupan Islam di
Indonesia saat itu. Tugasnya adalah untuk melakukan penyelidikan dan memberikan
nasihat kepada pemerintah mengenai urusan-ususan agama Islam.
Nasihat-nasihatnya kepada pemerintah Hindia Belanda pernah diterbitkan dengan
judul Ambetlijke adviezen van C. Snouck
Hurgronje, 1889-1936. Tanggal 12 Maret 1906, Snouck Hurgronje kembali ke
Belanda dan diangkat menjadi gurubesar Bahasa dan Sastra Arab di Universitas
Leiden. Ia juga mengajar para calon-calon Zending
di Oesgeest. Ia meninggal pada 26 Juni 1936 di Leiden.[12]
2) Karya-Karya
Adapun
karya-karya yang ditulis oleh Snouck Hurgronje selama hidupnya antara lain
sebagai berikut:
a) Het Mekkaanche Feest tahun
1880.
b) Nieuwe bijdragen tot de
kennis van den Islam tahun 1882.
c) Het leidsche
Orientaistencongres tahun 1883.
d) Brief aan de redactie van
De Nederlansche Spectator tahun 1884.
e) Aus Arabien
tahun 1885.
f) De Islam, Der Mahdi
tahun 1886.
g) Uber eine Reise nach
Mekka tahun 1887.
h) Dubbele repliek
tahun 1893.
i)
De
bepaling van het einde de Poeasa tahun 1898.
j)
Hadji-politiek?
Tahun 1899.[13]
b. Pijper
1) Biografi
G.F. Pijper
lahir pada tahun 1893 dan belajar ilmu teologi dan bahasa-bahasa Timur di Leiden.
Di masa tahun 1924, ia melakukan promosi di bawah Ph.S von Ronkel. Dalam
disertasinya berjudul Het Boek der
duizend tragen (Kitab Seribu Majalah). Pijper tidak saja mengkaji naskah
asli berbahasa Arab, tetapi juga terjemahan dan sadurannya dalam bahasa-bahasa
lain, diantaranya bahasa Jawa. Di samping itu, disertasi tersebut mencakup
edisi versi bahasa Melayu dari naskah itu. Pada tahun 1925, ia mulai bekerja
pada kantor Urusan Pribumi (Kantoor voor
Inlandsche Zaken). Di masa tahun 1932, ia menjadi Asisten Penasihat dan
akhirnya tahun 1938-1942, ia bertugas sebagai Penasihat terakhir lembaga itu.
Setelah Perang Dunia II, dari tahun 1946-1950, Pijper memberi kuliah di
Jakarta. Sekembalinya di Belanda, ia bertugas pada Universitas Amsterdam, di
mana ia dikukuhkan sebagai guru besar luar biasa dalam bidang Bahasa Arab,
semitologi Islam dan bahasa Siria pada tahun 1955. Rekan-rekannya menceritakan
bahwa Pijper sampai usia lanjut mengikuti upacara-upacara akademis. Namun
demikian, karya-karyanya yang banyak menggunakan bahasa Belanda membuatnya
kurang begitu dikenal. Pada tahun 1988, ia meninggal dunia.[14]
2) Karya-Karya
Di antara
karya-karya Pijper sebagai historiografi kolonial modern yang telah diterbitkan
adalah sebagai berikut:
a) Het boek der duizend
vragen tahun 1924.
b) Fragmenta Islamica,
Sutdien over het islamisme in Nederlandsch-Indie
tahun 1934.
c) “De Strijd om de
monogamie”, Kolonale Studien tahun 1937.
d) “The Minaret in Java tahun
1947.
e) De edelgesteente der
geloofsleer tahun 1948.[15]
c. Karel
Steenbrink
1) Biografi
Karel Steenbrink
dilahirkan di Breda, Belanda pada tahun 1942. Ia belajar di Universitas Katolik
Nijmegen dan menulis disertasi mengenai Pesantren,
Madrasah, Sekolah,: Pendidikan Islam di Indonesia dalam Kurun Modern
(LP3ES, tahun 1986). Karel Steenbrink memulai studinya tentang Islam Indonesia
sebagai siswa dan peneliti di Pesantren Gontor, salah satu perguruan Islam yang
sangat modern di Indonesia. Setelah menyelesaikan studinya tersebut, barulah ia
menulis disertasinya itu. Antara tahun 1981-1988, ia pernah mengajar di IAIN
Jakarta dan Yogyakarta dalam rangka kerjasama Indonesia dan Belanda. Pada
1992-1993, ia diundang sebagai Visiting
Professor di McGill University, Canada. Selanjutnya ia bekerja di IIMO (Interuniversitair Instituut voor Missiologie
en Oecumenica), sebuah lembaga penelitian di Universitas Utrech, Belanda
untuk mengembangkan profil pemikiran ekumenis
Kristen yang juga menyangkut hubungan harmonis dengan agama lain, khususnya
hubungan umat dengan Islam.[16]
2) Karya-karya
Adapun karya
yang dihasilkan oleh Karel Steenbrink terutama periode keberadaannya di
Indonesia telah menerbitkan buku dalam bahasa Indonesia yang sebagian besar
mengenai sejarah Islam di Indonesia, yaitu Beberapa
Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, diterbitkan di Jakarta oleh
Bulan Bintang;[17]
Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan
Islam dalam Kurun Modern, diterbitkan di Jakarta oleh LP3ES; Perkembangan dalam Dunia Kristen Modern,
diterbitkan di Yogyakarta oleh Sunan Kalijaga Press; Kitab Suci atau Ketas Toilet, Nuruddin Ar-Raniri dan Agama Kristen, diterbitkan
di Yogyakarta oleh Sunan Kalijaga Press; Mencari
Tuhan dengan Kacamata Barat: Penelitian Agama di Indonesia, diterbitkan di Yogyakarta oleh UIN Sunan
Kalijaga Press; dan Kawan dalam
Pertikaian: Kaum Kolonial Belanda dan Islam Indonesia (1596-1942), yang
diterbitkan oleh Mizan tahun 1995.
BAB
III
KESIMPULAN
Penulisan
sejarah Indonesia yang tergolong historiografi kolonial ditulis untuk
kepentingan dan dengan cara pandang kolonial Belanda atau yang dikenal dengan Eropasenris atau Neerlandosentris. Jika yang disebut dengan historiografi kolonial
klasik adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh orang Belanda sejak
kedatangannya ke Nusantara hingga berakhirnya kekuasaan Inggris di Nusantara,
maka yang dimaksud dengan historiografi kolonial modern adalah penulisan
sejarah yang dilakukan sejak paruh kedua abad ke-19 hingga abad ke-20.
Ciri dari
historiografi kolonial adalah bersifat diskriminatif, menggunakan sumber-sumber
Belanda, berisi sejarah orang besar dan sejarah politik, merupakan sejarah
orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia), menganggap bahwa Indonesia belum
memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Belanda. Historiografi kolonial
hingga saat ini masih diteruskan dalam berbagai bentuk, antara lain berupa
suatu mata pelajaran di Universitas Utrecht dengan nama Koloniale Gesdhiedenis. Adapun visi dan interpretasi telah berubah,
tetapi pokok perhatian tetap difokuskan kepada peranan bangsa Belanda di tanah
sebrang.
Penulisan
Historiografi kolonial dipelopori oleh penulis-penulis Belanda lainnya, diantaranya
1) C. Snouck Hurgrunje dengan karyanya Het
Mekkaanche Feest (1880), Nieuwe
bijdragen tot de kennis van den Islam (1882), Het leidsche Orientaistencongres (1883), dan sebagainya; 2) Pijper
dengan karyanya, yaitu Het boek der duizend vragen (1924), Fragmenta Islamica, Sutdien over het
islamisme in Nederlandsch-Indie (1934), “De
Strijd om de monogamie”, Kolonale Studien (1937), dan sebagainya; 3) Karel
Steenbrink dengan karyanya, yaitu Beberapa
Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19; Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern; Kawan dalam Pertikaian: Kaum Kolonial
Belanda dan Islam Indonesia (1596-1942); dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hurgronje, C. Snouck. 1995. Kumpulan Karangan Snouck Hurgronje. Jilid
I. Jakarta: INIS.
Iryana, Wahyu. 2014. Hsitoriografi Barat. Bandung: Humaniora.
Kartodirdjo, Sartono. 2014. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi
Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kapten, Nico dan Dick van der Meij.
1995. Delapan Tokoh Ilmuwan Belanda Bagi
Pengkajian Islam Indonesia. Jakarta: INIS.
Koningsveld, P.Sj. Van. 1989. Snouck Hurgronje dan Islam. Jakarta:
Girimukti Pasaka.
Lubis, Nina H. 2008. Historiografi Barat. Bandung: Satya
Historika.
Lubis, Nina H. 2009. Historiografi Indonesia dan Permasalahannya.
Bandung: Satya Historika.
Mulyana, Agus dan Darmiasti. Historiografi di Indonesia: Dari
Magsi-Religius Hingga Strukturis. Bandung: Refika Aditama.
Pijper, G. F. 1987. Pragmenta Islamica: Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia.
Terj. Tudjimah. Jakarta: UI Press.
Steenbrink, Karel. 1984. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia
Abad ke-19. Jakarta: Bulan Bintang.
Steenbrink, Karel. 1995. Kawan dalam Pertikaian: Kaum Kolonial
Belanda dan Islam Indonesia (1596-1942). Bandung: Mizan.
Yatim, Badri. 1997. Historiografi Islam. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu,
Hartonofebri22.blogspot.co.id/2015/03/historiografi-kolonial.html?m=1
diakses tanggal 17 Oktober 2016 pada pukul 03.48 WIB.
[1] Nina H. Lubis, Historiografi Indonesia dan Permasalahannya,
(Bandung: Satya Historika, 2009), hlm. 8-9
[2] Nina H.
Lubis, Historiografi Barat, (Bandung:
Satya Historika, 2008), hlm. 11-14. Lihat pula Wahyu
Iryana, Hsitoriografi Barat,
(Bandung: Humaniora, 2014), hlm. 2-3.
[3] Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta; Logos
Wacana Ilmu, 1997), hlm. 113.
[4] Nina H. Lubis, Historiografi Indonesia..., hlm. 13-18.
[5] Hartonofebri22.blogspot.co.id/2015/03/historiografi-kolonial.html?m=1
diakses tanggal 17 Oktober 2016 pada pukul 03.48 WIB.
[6] Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi
Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), hlm. 25.
[7] Hartonofebri22.blogspot.co.id/2015/03/historiografi-kolonial.html?m=1
diakses tanggal 17 Oktober 2016 pada pukul 03.48 WIB.
[8] Agus Mulyana dan
Darmiasti, Historiografi di Indonesia:
Dari Magsi-Religius Hingga Strukturis, (Bandung: Refika Aditama, 2009),
hlm. 2-3.
[9] Nina H. Lubis, Historiografi Indonesia..., hlm. 56.
[10] Nina H. Lubis, Historiografi Indonesia..., hlm. 56. 56.
[11] Nina H. Lubis, Historiografi Indonesia..., hlm. 57.
Lihat pula dalam Nico Kapten dan Dick van der Meij, Delapan Tokoh Ilmuwan Belanda Bagi Pengkajian Islam Indonesia,
(Jakarta: INIS, 1995) tentang tokoh-tokoh Belanda yang banyak menulis tentang
sejarah Islam di Indonesia.
[12] Nico Kapten dan Dick van
der Meij, Delapan Tokoh Ilmuwan Belanda
Bagi Pengkajian Islam Indonesia, (Jakarta: INIS, 1995), hlm. 15-20. Lihat
pula P.Sj. Van Koningsveld, Snouck
Hurgronje dan Islam, (Jakarta: Girimukti Pasaka, 1989).
[13] Nico Kapten dan Dick van
der Meij, Delapan Tokoh..., hlm.
23-25. Untuk mengetahui secara lengkap karya-karya Snouck Hurgronje, dapat
dilihat dalam buku Kumpulan Karangan
Snouck Hurgronje yang diterbitkan oleh INIS (Indonesian-Nederlans Cooperation in Islamic Studies) tahun 1995.
[14] Nico Kapten dan Dick van
der Meij, Delapan Tokoh..., hlm.
xvi-xvii.
[15] Nico Kapten dan Dick van
der Meij, Delapan Tokoh..., hlm.
147-148. Untuk mengetahui salah satu karya Pijper yang sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, lihat G. F. Pijper, Pragmenta
Islamica: Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia, Terj.
Tudjimah, (Jakarta: UI Press, 1987).
[16] Karel Steenbrink, Kawan dalam Pertikaian: Kaum Kolonial
Belanda dan Islam Indonesia (1596-1942), (Bandung: Mizan, 1995), hlm.
vii-xvii.
[17] Karel Steenbrink, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia
Abad ke-19, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984).
Tidak ada komentar untuk "Bibliografi Historiografi Kolonial Modern: Tokoh-Tokoh Dan Karya-Karyanya"
Posting Komentar